Selasa, 31 Juli 2012

TELPON SAHABAT ANAK (TESA) 129 BELUM DIKENAL ANAK

       Mungkin jarang orang mendengar nama Telpon Sahabat Anak atau yang sering akrab disebut TESA 129. Telpon Sahabat Anak (TESA) 129 merupakan salah satu layanan masyarakat program dari Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah yang berupaya memberikan fasilitas perlindungan kepada anak. Program tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah cara komunikasi yang efektif dalam menangani kasus yang terjadi pada anak, sebab anak cenderung rentan menjadi korban kekerasan baik secara fisik, psikis maupun seksual. Maka dari itu layanan TESA mencoba untuk memfasilitasi dan membantu para korban anak yang mengalami diskriminasi dalam bentuk apapun 

Komunikasi Selular 
        Seperti namanya, TESA atau Telpon sahabat anak adalah layanan komunikasi selular bebas pulsa yang dapat dihubungi lewat nomor 129, agar dapat digunakan anak baik dalam kondisi mendesak maupun tidak dengan lebih mudah, bagaimanapun juga modernisasi telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat. Sehingga diharapkan layanan yang di set dengan media komunikasi selular tersebut dapat efektif menampung keluhan dan aduan dari anak. Karena sampai saat ini media selular dianggap sebagai media yang mudah dipakai oleh siapapun termasuk anak. Kebanyakan anak selama ini merasa kesulitan untuk menyampaikan keluhannya kepada siapa dan bagaimana cara menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga pemanfaatan media telponlah yang sampai saat ini dianggap mampu membantu dan menjembatani keluhan anak. 

Minim Sosialisasi 
        Ketika ditimbang dari sisi manfaat yang ditawarkan sangat disayangkan sekali apabila program tersebut tidak tercium oleh masyarakat umum, sebab pada dasarnya program tersebut adalah program pemerintah yang di tujukan kepada masyarakat. Untuk baliho iklan dijalanpun hampir sama sekali tidak ada, padahal metode syiar dengan memasang iklan di sepanjang jalan merupakan salah satu metode tepat dalam mensosialisasikan program. Sosialisasi ke sekolah-sekolah pun bisa dikatakan jarang, padahal sasaran dari program ini adalah anak-anak. Bagaimana mungkin anak bisa menyampaikan keluhan jika mereka sendiri tidak tau adanya fasilitas layanan sahabat anak yang dapat membantu masalah mereka. Entah karena minimnya dana atau karena kurangnya perhatian terhadap program TESA, hal ini patut untuk segera diadakan sosialisasi agar program tersebut tidak muspro dan dapat termanfaatkan secara maksimal. Maka diharapkan dari kelemahan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah untuk lebih mengarahkan TESA menjadi pusat layanan masyarakat berbasis layanan selular yang diketahui dan didengar masyarakat agar masyarakat (anak) lebih mudah untuk menyampaikan keluhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar